Senin, 31 Oktober 2016

ELANG JAWA YANG LANGKA

Assalamu'alaikum wr. wb.
Halo semua, kali ini saya akan membahas hewan langka di Indonesia yang dapat menjelajahi cakrawala di pulau jawwa. Hewan eksotik yang menjadikannya target buruan para pemburu. Berikut informasi dari Elang Jawa.
 
Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) merupakan salah satu spesies elang berukuran sedang yang endemik (spesies asli) di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.
Image result for ELANG JAWA
Secara fisik, Elang Jawa memiliki jambul menonjol sebanyak 2-4 helai dengan panjang mencapai 12 cm, karena itu Elang Jawa disebut juga Elang Kuncung. Ukuran tubuh dewasa (dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 60-70 sentimeter, berbulu coklat gelap pada punggung dan sayap. Bercoretan coklat gelap pada dada dan bergaris tebal coklat gelap di perut. Ekornya coklat bergaris-garis hitam.
Ketika terbang, Elang Jawa hampir serupa dengan Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) bentuk terang, namun cenderung nampak lebih kecoklatan, dengan perut terlihat lebih gelap, serta berukuran sedikit lebih kecil. Bunyi nyaring tinggi, berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw, bervariasi antara satu hingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli. Sedikit banyak, suaranya ini mirip dengan suara Elang Brontok meski perbedaannya cukup jelas dalam nadanya.
Gambaran lainnya, sorot mata dan penglihatannya sangat tajam, berparuh kokoh, kepakan sayapnya kuat, berdaya jelajah tinggi, dan ketika berdiam diri sosoknya gagah dan berwibawa. Kesan “jantan” itulah yang barangkali mengilhami 12 negara menampilkan sosok burung dalam benderanya. Bersama 19 negara lain, Indonesia bahkan memakai sosoknya sebagai lambang negara dengan burung mitologis garuda
Populasi burung Elang Jawa di alam bebas diperkirakan tinggal 600 ekor. Badan Konservasi Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengategorikannya terancam punah. Konvensi Perdagangan Internasional untuk Flora dan Fauna yang Terancam Punah memasukkannya dalam Apendiks 1 yang berarti mengatur perdagangannya ekstra ketat. Berdasarkan kriteria keterancaman terbaru dari IUCN, Elang Jawa dimasukan dalam kategori Endangered atau “Genting” (Collar et al., 1994, Shannaz et al., 1995). Melalui Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional, Pemerintah RI mengukuhkan Elang Jawa sebagai wakil satwa langka dirgantara.
Image result for ELANG JAWA
HABITAT
Habitat burung Elang Jawa hanya terbatas di Pulau Jawa, terutama di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan.
Bahkan saat ini, habitat burung ini semakin menyempit akibat minimnya ekosistem hutan akibat perusakan oleh manusia, dampak pemanasan global, dan dampak pestisida. Di Jawa Barat, Elang Jawa hanya terdapat di Gunung Pancar, Gunung Salak, Gunung Gede Pangrango, Papandayan, Patuha dan Gunung Halimun.
Di Jawa Tengah Elang Jawa terdapat di Gunung Slamet, Gunung Ungaran, Gunung Muria, Gunung Lawu, dan Gunung Merapi, sedangkan di Jawa Timur terdapat di Merubetiri, Baluran, Alas Purwo, Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru, dan Wilis.
 
Semoga satwa eksotis ini selalu ada dan bisa menghiasi cakrawala di Indonesia kita tercinta. jadi mari kita lestarikan dan lindungi hewan hewan langka yang ada di Indonesia. :) /
BADAK JAWA SATWA TERLANGKA DI DUNIA

Assalamu'alaikum wr. wb.
Kali ini kembali kita akan membahas hewan langka di Indonesia, hewan yang sangat langka dan disebut sebut sebagai yang terlangka diduna. Hewan bercula ini memang sangat populasinya mengkhawatirkan, karena amat dekat sekali dengan jurang kepunahan. Ya hewan ini adalah Badak Jawa.  

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah salah satu spesies satwa terlangka di dunia dengan perkiraan jumlah populasi tak lebih dari 60 individu di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), dan sekitar delapan individu di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam (2000). Badak Jawa juga adalah spesies badak yang paling langka diantara lima spesies badak yang ada di dunia dan masuk dalam Daftar Merah badan konservasi dunia IUCN, yaitu dalam kategori sangat terancam atau critically endangered.
Badak diyakini telah ada sejak jaman tertier (65 juta tahun yang lalu). Seperti halnya Dinosaurus yang telah punah, Badak pada 60 juta tahun yang lalu memiliki 30 jenis banyak mengalami kepunahan. Saat ini hanya tersisa 5 spesies Badak, 2 spesies diantaranya terdapat di Indonesia.
Macam spesies Badak yang masih bertahan hidup yaitu;
  • Badak Sumatera (Sumatran rhino) bercula dua atau Dicerorhinus sumatrensis. Terdapat di Pulau Sumatera (Indonesia) dan Kalimantan (Indonesia dan Malaysia).
  • Badak Jawa (Javan rhino) bercula satu atau Rhinocerus sondaicus. Terdapat di Pulau Jawa (Indonesia) dan Vietnam
  • Badak India (Indian rhino) bercula satu atau Rhinocerus unicornis. Tedapat di India dan Nepal.
  • Badak Hitam Afrika bercula cula (Black Rhino) atau Diceros bicormis. Terdapat di Kenya, Tanzania, Kamerun, Afrika Selatan, Namibia dan Zimbabwe.
  • Badak Putih Afrika bercula dua (White Rhino) atau Cerathoterium simum. Terdapat di Kongo.

Ciri-ciri Fisik Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus)

Image result for BADAK JAWA
Badak Jawa umumnya memiliki warna tubuh abu-abu kehitam-hitaman. Memiliki satu cula, dengan panjang sekitar 25 cm namun ada kemungkinan tidak tumbuh atau sangat kecil sekali pada betina. Berat badan seekor Badak Jawa dapat mencapai 900 – 2300 kg dengan panjang tubuh sekitar 2 – 4 m. Tingginya bisa mencapai hampir 1,7 m.
Kulit Badak Jawa  (Rhinocerus sondaicus) memiliki semacam lipatan sehingga tampak seperti memakai tameng baja. Memiliki rupa mirip dengan badak India namun tubuh dan kepalanya lebih kecil dengan jumlah lipatan lebih sedikit. Bibir atas lebih menonjol sehingga bisa digunakan untuk meraih makanan dan memasukannya ke dalam mulut. Badak termasuk jenis pemalu dan soliter (penyendiri).

Populasi Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus)

Di Indonesia, Badak Jawa dahulu diperkirakan tersebar di Pulau Sumatera dan Jawa. Di Sumatera saat itu badak bercula satu ini tersebar di Aceh sampai Lampung. Di Pulau Jawa, badak Jawa pernah tersebar luas diseluruh Jawa.
Badak Jawa kini hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUT), Banten. Selain di Indonesia Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus) juga terdapat di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Individu terakhir yang di luar TNUT, ditemukan ditembak oleh pemburu di Tasikmalaya pada tahun 1934. Sekarang specimennya disimpan di Museum Zoologi Bogor.
Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi. Berdasarkan sensus populasi Badak Jawa yang dilaksanakan oleh Balai TNUK, WWF – IP dan YMR pada tahun 2001 memperkirakan jumlah populasi badak di Ujung Kulon berkisar antara 50 – 60 ekor. Sensus terakhir yang dilaksanakan Balai TN Ujung Kulon tahun 2006 diperkirakan kisaran jumlah populasi badak Jawa adalah 20 – 27 ekor. Sedangkan populasi di di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam, diperkirakan hanya 8 ekor (2007).
Populasi Badak bercula satu (Badak Jawa) yang hanya 30-an ekor ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan populasi saudaranya, Badak Sumatera yang diperkirakan berkisar antara 215 -319 ekor. Juga jauh lebih sedikit ketimbang populasi satwa lainnya seperti Harimau Sumatera (400-500 ekor), Elang Jawa (600-an ekor), Anoa (5000 ekor).

Konservasi dan Perlindungan Badak Jawa

Pada tahun 1910 badak Jawa sebagai binatang liar secara resmi telah dilindungi Undang-Undang oleh Pemerintah Hindia Belanda, sehingga pada tahun 1921 berdasarkan rekomendasi dari The Netherlands Indies Society for Protection of Nature, Ujung Kulon oleh pemerintah Belanda dinyatakan sebagai Cagar Alam. Keadaan ini masih berlangsung terus sampai status Ujung Kulon diubah menjadi Suaka Margasatwa di bawah pengelolaan Jawatan Kehutanan dan Taman Nasional pada tahun 1982.

Image result for BADAK JAWA
Badak Jawa (Badak bercula satu) yang hidup berkumpul di satu kawasan utama sangat rentan terhadap kepunahan yang dapat diakibatkan oleh serangan penyakit, bencana alam seperti tsunami, letusan gunung Krakatau, gempa bumi. Selain itu, badak ini juga kekurangan ruang jelajah dan sumber akibat invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng.
Penelitian awal WWF mengidentifikasi habitat yang cocok, aman dan relatif dekat adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat, yang dulu juga merupakan habitat badak Jawa. Jika habitat kedua ditemukan, maka badak yang sehat, baik, dan memenuhi kriteria di Ujung Kulon akan dikirim ke wilayah yang baru. Habitat ini juga akan menjamin keamanan populasinya.

Nah berikut adalah informasi yang bisa saya bagikan, semoga bisa menambah wawasan kita kepada badak jawa yang sangat langka ini. So, mari kita lindungi dan lestarikan flora maupun fauna di Indonesia tercinta ini. :) /
HARIMAU SUMATERA
Assalamu'alaikum wr. wb.
Haiii semua, kali ini saya akan membahas tentang hewan langka indonesia yang sangat mempesona. Siapa yang tak kenal dengan hewan ini, walau hewan ini termasuk hewan yang buas namun tetap saja banyak orang yang memburu untuk diambil bagian tubuhnya secara ilegal. Terkenal dengan belangnya, hewan ini adalah Harimau Sumatera.

Harimau Sumatra atau dalam bahasa latin disebut Panthera tigris sumatrae merupakan satu dari lima subspisies harimau (Panthera tigris) di dunia yang masih bertahan hidup. Harimau Sumatera termasuk satwa langka yang juga merupakan satu-satunya sub-spisies harimau yang masih dipunyai Indonesia setelah dua saudaranya Harimau Bali (Panthera tigris balica) dan Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) dinyatakan punah.
Hewan dari filum Chordata ini hanya dapat diketemukan di Pulau Sumatera, Indonesia. Populasinya di alam liar diperkirakan tinggal 400–500 ekor. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) semakin langka dan dikategorikan sebagai satwa yang terancam punah.

Image result for harimau sumatera
Asal usul
Harimau dipercaya merupakan keturunan hewan pemangsa zaman purba yang dikenal sebagai Miacids. Miacids hidup pada akhir zaman Cretaceous kira-kira 70-65 juta tahun yang lalu semasa zaman dinosaurus di Asia Barat (Andrew Kitchener, “The Natural History of Wild Cats”).  Harimau kemudian berkembang di kawasan timur Asia di China dan Siberia sebelum berpecah dua, salah satunya bergerak ke arah hutan Asia Tengah di barat dan barat daya menjadi harimau Caspian. Sebagian lagi bergerak dari Asia Tengah ke arah kawasan pergunungan barat, dan seterusnya ke Asia tenggara dan kepulauan Indonesia,  sebagiannya lagi terus bergerak ke barat hingga ke India (Hemmer,1987).
Harimau Sumatera dipercaya terasing ketika permukaan air laut meningkat pada 6.000 hingga 12.000 tahun silam. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan subspisies harimau lainnya dan sangat mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.
Perlu diketahui, terdapat 9 subspesies harimau yang tiga diantaranya telah dinyatakan punah. Kesembilan subspisies harimau tersebut adalah:
  1. Harimau Indochina (Panthera tigris corbetti) terdapat di Malaysia, Kamboja, China, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.
  2. Harimau Bengal (Panthera tigris tigris) Bangladesh, Bhutan, China, India, dan Nepal.
  3. Harimau Cina Selatan (Panthera tigris amoyensis) China.
  4. Harimau Siberia (Panthera tigris altaica) dikenal juga sebagai Amur, Ussuri, Harimau Timur Laut China, atau harimau Manchuria. Terdapat di China, Korea Utara, dan Asia Tengah di Rusia.
  5. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) terdapat hanya di pulau Sumatera, Indonesia.
  6. Harimau Malaya (Panthera tigris jacksoni) terdapat di semenanjung Malaysia.
  7. Harimau Caspian (Panthera tigris virgata) telah punah sekitar tahun 1950an. Harimau Caspian ini terdapat di Afganistan, Iran, Mongolia, Turki, dan Rusia.
  8. Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) telah punah sekitar tahun 1972. Harimau Jawa terdapat di pulau Jawa, Indonesia.
  9. Harimau Bali (Panthera tigris balica) yang telah punah sekitar tahun 1937. Harimau Bali terdapat di pulau Bali,  Indonesia.
Ciri-ciri dan Habitat
Harimau Sumatra adalah subspesies harimau terkecil. Harimau Sumatera mempunyai warna paling gelap diantara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat bahkan terkadang dempet.

Image result for harimau sumatera
Harimau Sumatra jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala hingga ke ekor dengan berat 300 pound. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci dan berat 200 pound. Belang harimau sumatra lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta surai dibandingkan subspesies lain, terutama harimau jantan.
Ukurannya yang kecil memudahkannya menjelajahi rimba. Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat. Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap ketika melahirkan.
Harimau Sumatra hanya ditemukan di pulau Sumatra. Kucing langka ini mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di banyak tempat yang tak terlindungi.
Makanan harimau sumatra tergantung tempat tinggalnya dan seberapa berlimpah mangsanya. Harimau sumatra merupakan hewan soliter yang berburu di malam hari. Kucing ini mengintai mangsanya dengan sabar sebelum menyerang dari belakang atau samping. Mereka memakan apapun yang dapat ditangkap, umumnya celeng dan rusa, dan terkadang unggas,ikan, dan Orangutan. Menurut penduduk setempat harimau sumatra juga gemar makan durian.
Harimau Sumatera juga mampu berenang dan memanjat pohon ketika memburu mangsa. Luas kawasan perburuan harimau Sumatera tidak diketahui dengan tepat, tetapi diperkirakan bahwa 4-5 ekor harimau Sumatera dewasa memerlukan kawasan jelajah seluas 100 kilometer.

Konservasi
Hingga sekarang diperkirakan hanya tersisa 400-500 ekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang masih bertahan di alam bebas. Selain itu terdapat sedikitnya 250 ekor Harimau Sumatera yang dipelihara di berbagai kebun binatang di seluruh penjuru dunia.
Pengrusakan habitat adalah ancaman terbesar terhadap populasi harimau sumatera saat ini. Pembalakan hutan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau terbunuh antara tahun 1998 hingga 2000.
Dalam upaya penyelamatan harimau Sumatera dari kepunahan, Taman Safari Indonesia ditunjuk oleh 20 kebun binatang di dunia sebagai Pusat Penangkaran Harimau Sumatera, studbook keeper dan tempat penyimpanan sperma (Genome Rescue Bank) untuk harimau Sumatera.

Nah berikut informasi tentang harimau sumatera yang bisa menambah pengetahuan kita semua tentang salah satu hewan langka yang ada di Indonesia ini. Jadi mari kita lindungi dan lestarikan satwa satwa di Indonesia tercinta ini. Agar anak cucu kita kelak bisa tetap melihatnya di masa yang akan datang. :) /
KOMODO
Assalamu'alaikum wr. wb.
Kali ini saya akan kembali membahas salah satu hewan langka yang ada di Indonesia. Hewan ini adalah hewan endemik Indonesia yang telah sangat mendunia. Disebut juga fosil hidup, hewan ini memang sangat mirip dengan hewan purba yang telah punah jutaan tahun yang lalu. Ya, hewan tersebut adalah Komodo. 
Komodo atau Biawak Komodo (Varanus komodoensis), merupakan spesies reptil terbesar di dunia yang terdapat di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara, Indonesia. Komodo yang ditemukan pertama kali oleh peneliti barat pada tahun 1910.
Komodo (Varanus komodoensis) merupakan satu diantara 3 satwa nasional Indonesia. Komodo sebagai satwa bangsa mendampingi burung elang jawa (satwa langka) dan ikan siluk merah (satwa pesona). Komodo juga ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Nusa Tenggara Timur.
Image result for artikel komodo
Komodo dalam bahasa latin disebut sebagai Varanus komodoensis. Oleh masyarakat setempat biasa dinamakan Ora. Beberapa nama lain komodo seperti Biawak Komodo, Komodo Dragon, Komodo Island Monitor, dan Komodo Monitor.
Habitat komodo yang hanya terdapat di beberapa pulau di Nusa Tenggara yang termasuk dalam wilayah Taman Nasional Komodo juga mendapat apresiasi di dunia internasional dengan lolosnya menjadi salah satu dari 28 finalis New 7 Wonders of Nature.
Ciri-ciri dan Perilaku Komodo. Komodo (Varanus komodoensis) menjadi reptil terbesar di dunia yang mempunyai panjang tubuh mencapai 3 meter dan berat 70 kg. Spesimen liar terbesar yang ditemukan mempunyai panjang 3.13 meter dengan berat 166 kilogram (termasuk berat makanan yang belum dicerna di dalam perutnya). Meskipun untuk spesies komodo yang hidup di penangkaran mampu memiliki berat yang lebih besar.
Komodo memiliki ekor yang sama panjang dengan tubuhnya, dan sekitar 60 buah gigi yang bergerigi tajam masing-masing sepanjang sekitar 2.5 cm, yang kerap berganti. Pada giginya terdapat jaringan gingiva yang sering tercabik saat makan. Karenanya sering kali ditemua sedikit darah pada air liur komodo. Air liur ini menciptakan lingkungan pertumbuhan yang ideal bagi sejenis bakteri mematikan yang hidup di mulut komodo.
Lidah komodo panjang, berwarna kuning dan bercabang. Komodo jantan berukuran lebih besar daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah batu bata. Sementara kulit komodo betina berwarna hijau buah zaitun, dan memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam.
Komodo tak memiliki indera pendengaran, meski memiliki lubang telinga. Biawak ini mampu melihat hingga sejauh 300 m, namun kurang baik melihat di kegelapan malam. Komodo menggunakan lidahnya untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli, seperti reptil lainnya, dengan indera vomeronasal memanfaatkan organ Jacobson, suatu kemampuan yang dapat membantu navigasi pada saat gelap. Dengan bantuan angin dan kebiasaannya menelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika berjalan, komodo dapat mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 4—9.5 kilometer.

Image result for artikel komodo
Mangsa biawak komodo amat bervariasi, mencakup aneka avertebrata, reptil lain (termasuk pula komodo yang bertubuh lebih kecil), burung dan telurnya, mamalia kecil, monyet, babi hutan, kambing, rusa, kuda, dan kerbau. Komodo muda memangsa serangga, telur, cicak, dan mamalia kecil.
Biawak komodo (Varanus komodoensis) aktif pada siang hari, walaupun terkadang aktif juga pada malam hari. Komodo adalah binatang yang penyendiri, berkumpul bersama hanya pada saat makan dan berkembang biak. Reptil terbesar di dunia ini dapat berlari cepat hingga 20 kilometer per jam pada jarak dekat, dapat berenang menyelam hingga sedalam 4.5 meter. Komodo juga pandai memanjat pohon menggunakan cakar mereka yang kuat. Untuk menangkap mangsa yang berada di luar jangkauannya, komodo dapat berdiri dengan kaki belakangnya dan menggunakan ekornya sebagai penunjang tubuh.
Habitat dan Persebaran. Komodo atau Ora (Varanus komodoensis) secara alami terdapat di pulau Komodo, Flores dan Rinca, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Pulau-pulau tersebut termasuk dalam wilayah Taman Nasional pulau Komodo yang merupakan salah satu finalis New 7 Wonders of Nature.
Komodo hidup di padang rumput kering terbuka, sabana dan hutan tropis pada ketinggian rendah, biawak terbesar ini menyukai tempat panas dan kering. Untuk tempat berlindung, komodo menggali lubang selebar 1–3 meter. Karena besar tubuhnya dan kebiasaan tidur di dalam lubang, komodo dapat menjaga panas tubuhnya selama malam hari dan mengurangi waktu berjemur pada pagi selanjutnya. Tempat-tempat sembunyi komodo ini biasanya berada di daerah gumuk atau perbukitan dengan semilir angin laut, terbuka dari vegetasi, dan di sana-sini berserak kotoran hewan penghuninya.
Konservasi dan Populasi. Biawak komodo merupakan spesies yang rentan terhadap kepunahan sehingga oleh IUCN Redlist dikatagorikan dalam status konservasi Rentan (Vurnerable). CITES (the Convention on International Trade in Endangered Species) telah menetapkan bahwa perdagangan komodo, kulitnya, dan produk-produk lain dari hewan ini adalah ilegal.
Sekitar 4.000–5.000 ekor komodo diperkirakan masih hidup di alam liar. Populasi ini terbatas menyebar di pulau-pulau Rinca (1.300 ekor), Gili Motang (100), Gili Dasami (100), Komodo (1.700), dan Flores (mungkin sekitar 2.000 ekor, Meski demikian, ada keprihatinan mengenai populasi ini karena diperkirakan dari semuanya itu hanya tinggal 350 ekor betina yang produktif dan dapat berbiak.

Image result for artikel komodo
Bertolak dari kekhawatiran ini, sejak tahun 1980 Pemerintah Indonesia menetapkan berdirinya Taman Nasional Komodo untuk melindungi populasi komodo dan ekosistemnya di beberapa pulau termasuk Komodo, Rinca, dan Padar. Belakangan ditetapkan pula Cagar Alam Wae Wuul dan Wolo Tado di Pulau Flores untuk membantu pelestarian komodo.
Aktivitas vulkanis, gempa bumi, kerusakan habitat, kebakaran, berkurangnya mangsa, meningkatnya pariwisata, dan perburuan gelap; semuanya menyumbang pada status rentan yang disandang komodo.
Tentang komodo ini memang tidak ada kata lain selain satwa yang amat unik yang telah dianugerahkan kepada bumi Indonesia. Maka sudah tidak ada tawar menawar lagi kita musti melindunginya. Dan kini, ketika terbuka kesempatan akan pengakuan dunia pada keunikan Taman Nasional Komodo sebagai habitat alami komodo dragon. Ayo kita jaga dan lindungi hewan hewan langka di Indonesia agar anak cucu kita bisa melihatnya dimasa yang akan datang. :) /
ORANG UTAN
Assalamu'alaikum wr. wb.
Disini saya akan membahas hewan hewan langka yang ada di Indonesia. Miris memang, hewan mempesona yang seharusnya kita jaga dan kita lestarikan, malah terpojok dan semakin sedikit jumlahnya di alam liar.
Salah satunya adalah Orangutan. siapa yang tidak tahu hewan ini?
 
Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus) adalah spesies primata besar yang ditemukan menghuni hutan-hutan tropis yang lembab di Kalimantan. Juga dikenal sebagai Red Ape, Orangutan Kalimantan adalah spesies kera terbesar kedua di dunia (setelah Gorilla) dan merupakan hewan terbesar yang tinggal di pohon di planet ini. Meskipun Orangutan Kalimantan berkaitan erat dengan kera besar yang ditemukan di Afrika, mereka sangat berbeda dalam hal perilaku. Perbedaan perilaku tersebut  adalah bahwa Orangutan Kalimantan sebagian besar bergaya hidup soliter (menyendiri) di mana spesies kera lainnya cenderung mengadopsi hirarki sosial yang kompleks. Selain Orangutan Kalimantan, terdapat juga jenis orangutan lain yaitu Orangutan Sumatera yang ukurannya sedikit lebih kecil dan cenderung lebih ramah daripada Orangutan Kalimantan. Ada tiga sub-spesies Orangutan Kalimantan, meskipun mirip dalam penampilan tapi dibedakan oleh wilayah yang mereka tempati. Mereka adalah Orangutan Kalimantan Barat-laut (Northwest), Orangutan Kalimantan Tengah dan Orangutan Kalimantan Timur-laut (Northeast).

Orangutan Kalimantan ditutupi rambut tebal berwarna merah atau oranye dengan kulit berwarna abu-abu yang terlihat di beberapa bagian tubuhnya. Karena mereka adalah mamalia arboreal, yang Orangutan Kalimantan memiliki sejumlah adaptasi yang membantu mereka ketika dalam beradaptasi dengan lingkungan hutan tropis yang berkanopi. Mereka memiliki kaki yang dapat mencengkeram layaknya tangan, dan lengan yang dapat tumbuh hingga dua meter atau 30% lebih panjang dari kaki mereka. Wajah Orangutan Kalimantan tidak ditumbuhi bulu.  Warna abu-abu atau hitam tampak pada kulit wajah mereka. Di bagian wajah Orangutan Kalimantan pejantan dewasa, terdapat kantong pipi berdaging yang terdiri dari timbunan lemak di bawah kulit. Terdapat juga di bagian tenggoroknya sebuah kantung (pouches) yang mampu menghasilkan suara tinggi di dalam hutan. Orangutan Kalimantan baik jantan maupun betina mempu makan buah-buahan dengan tangan dan kaki terampil mereka. Orangutan juga mampu mengupas makanannya dengan gigi mereka. Gigi mereka juga membantu mereka untuk menghancurkan biji keras dan kulit pohon.

Orangutan Kalimantan adalah hewan asli yang ditemukan di pulau Kalimantan dimana mendiami kawasan hutan primer yang lebat, terutama di dataran rendah dan lembah. Meskipun mereka dapat ditemukan di ketinggian hingga 1.500 meter mereka cenderung memilih lereng rimbun karena terdapat makanan yang berlimpah. Meskipun Orangutan Kalimantan (dan juga Orangutan Sumatera) pernah tersebar luas di seluruh Asia Tenggara, mereka saat ini terbatas pada dua pulau yaitu pulau Kalimantan dan Sumatera. Akan tetapi dengan beberapa rentetan masalah seperti penebangan pohon liar dan kebakaran, habitat asli Orangutan kian menyempit dan terpinggirkan. Karena kenyataannya Orangutan Kalimantan menghabiskan hampir seluruh hidup mereka tinggal di kanopi pohon yang tinggi. Mereka sangat bergantung pada hutan dan bertahan hidup karenanya. Hutan yang rusak akibat penembangan liar, kebakaran dan aktivitas manusia, memaksa mereka untuk pergi ke tempat yang terpecil dan terisolasi.
Image result for www.situshewan.comorang utan



Berbeda dengan spesies kera besar lainnya, Orangutan Kalimantan sebagian besar hidup soliter (menyendiri) dengan pengecualian pasangan ibu dan bayi serta kumpulan sejumlah individu di sekitar pohon buah-buahan. Orangutan Kalimantan menghabiskan banyak hari-hari mereka duduk dan makan di kanopi. Mereka biasanya membangun sarang dengan melipat cabang berdaun lebat yang digunakan mereka untuk tidur di malam hari. Orangutan Kalimanta bergerak perlahan di dalam hutan karena tubuh mereka terlalu berat untuk melompat. Mereka bergantung dan berayun pada cabang-cabang pohon untuk berpindah dari satu pohon ke pohon yang lainnya. Meskipun hanya bepergian lebih dari setengah mil sehari, jankauan Orangutan Kalimantan cukup luas sehingga memungkinkan mereka untuk bertemu individu yang lain dan jika pejantan dan betina bertemu mereka akan melakukan perkawinan. Orangutan Kalimantan biasanya menandai kehadiran mereka dengan menghasilkan suara yang mendalam dan keras yang menggema melalui pohon-pohon.

Orangutan Kalimantan berkembang biak sepanjang tahun (tidak mengenal musim) tetapi dengan perkembangan kedewasan yang lambat membuat Orangutan Kalimantan tidak dapat melakukan reproduksi sampai mereka berusia hampir 15 tahun. Setelah periode kehamilan yang berlangsung hingga 9 bulan, Orangutan Kalimantan betina melahirkan seorang bayi yang kemudian selalu digendongnya kemana pun betina itu pergi. Bayi Orangutan sangat tergantung pada ibunya hingga usia 10 tahun. Meskipun Orangutan Kalimantan muda disapih saat mereka berusia sekitar tiga tahun, mereka akan terus dibanyangi oleh ibunya sehingga mereka dapat belajar tentang apa yang harus makan dan di mana menemukannya dan juga cara menjaga dirinya dari predator. Orangutan Kalimantan muda akan meninggalkan ibunya dan membangun wilayah mereka sendiri ketika mereka berusia setidaknya delapan tahun, perempuan muda cenderung tetap dekat dengan ibu mereka sampai dengan usia 10 tahun. Orangutan Kalimantan cenderung hidup sampai dengan 35 tahun di alam liar, tetapi bisa mencapai hampir dua kali lipat usia di penangkaran.

Orangutan Kalimantan secara teknis merupakan hewan omnivora yang berarti bahwa mereka adalah pemakan segala; baik tanaman maupun hewan. Meskipun demikian, Orangutan Kalimantan sangat menyukai buah. Sekitar 60% dari menu makanan mereka yang terdiri dari berbagai macam buah-buahan baik matang dan mentah termasuk mangga, durian, buah ara dan leci. Di dalam hutan tropis yang mana setiap pohon berbuah pada waktu yang berbeda-beda, Orangutan Kalimanta dituntut untuk dapat mengingat di mana pohon-pohon yang akan buah dan kapan buah mereka matang. Untuk melengkapi menu makan mereka, Orangutan Kalimantan juga makan berbagai materi tanaman termasuk tunas muda dan daun, serangga, telur dan vertebrata kecil seperti kadal. Meskipun di daerah di mana mereka tinggal memiliki pasokan makanan yang berlimapah, Orangutan Kalimantan memilih hidup soliter (menyendiri). Hal itu dikarenakan jika mereka hidup di dalam satu kelompok di area yang sama, mereka tidak akan mendapatkan pasokan yang cukup.

Secara historis Orangutan Kalimantan hampir tidak pernah turun ke tanah karena takut dimangsa oleh karnivora besar seperti harimau, beruang dan macan tutul. Akan tetapi 40.000 tahun yang lalu, setelelah hewan karnivora besar punah, ancaman baru muncul dalam bentuk Manusia modern yang memburu Orangutan karena dianggap hama bagi tanaman di kebun mereka. Walaupun keberadaan Orangutan dilindungi oleh hukum tetapi bayi mereka masih ditangkap untuk perdagangan hewan eksotis dan ibu mereka sering tewas dalam proses perburuan. Meskipun demikian, ancaman terbesar populasi Orangutan Kalimantan adalah hilangnya habitat berupa penggundulan hutan untuk penebangan atau untuk membersihkan lahan untuk pertanian dan pertanian, terutama untuk membuat jalan bagi perkebunan kelapa sawit.

Suara yang dihasilkan Orangutan Kalimantan jantan berasal dari pengembangan kantong tenggorokan mereka. Suara yang dihasilkan dapat terdengar sampai lebih dari satu mil di dalam hutan. Tidak hanya menarik perhatian betina saja, sura yang dihasilkan oleh pejantan juga digunakan untuk mengintimidasi pejantan saingan lainnya. Orangutan Kalimantan memiliki keunikan tersendiri yang membuatnya berbeda dengan jenis kera besar lainya. Selain memiliki gaya hidup arboral yang mana membuat mereka mengembangkan anggota tubuhnya untuk bergerak dengan mudah di kanopi hutan, Orangutan Kalimantan juga mengembangkan perilaku mereka seperti menggunakan alat untuk membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari mereka. Keterampilan mengguanakan alat pada Orangutan Kalimantan tampak saat mereka mengguanakan daun yang lebar sebagai payung untuk melindungi mereka dari hujan; mereka juga mengguanakan tongakt kayu untuk mendapatkan madu, serangga, atau rayap sebagai makanan mereka. Ketermapilan mengguanakan alat tersebut biasanya diajakarkan kegenerasi berikutnya.

Image result for orangutan
Saat ini, Orangutan Kalimantan terdaftar oleh IUCN sebagai spesies yang terancam punah. Hilangnya habitat aslinya menyebabkan penurunan 92% dalam jumlah populasi mereka dalam 100 tahun terakhir dan jika hal ini tersu berlanjut, hewan unik ini pun akan punah dalam waktu yang cepat. Walaupun program rehabilitasi ada di seluruh pulau, tampak untuk mempertahankan jumlah populasi Orangutan Kalimantan saat ini begitu susah. Deforestasi untuk pembukaan lahan perkebuanan dan jalan bagi perkebunan kelapa sawit membuat jumlah populasi Orangutan Kalimantan terus menurun.

Semoga deskripsi dan fakta tentang Orangutan Kalimantan di atas bisa menambah wawasan sobat sekalian tentang fauna langka yang ada di Indonesia dan tentunya juga bisa bermanfaat. Apabila ada kesalahan baik berupa penulisan maupun informasi, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama.  ^^Jaga, Lindungi, & Lestarikan Flora Fauna Kita^^